Senin, 27 Desember 2010

Daging Asap Lebih Berbahaya Dibanding Sosis


VIVAnews - Bagi penyuka daging olahan sebaiknya mulai waspada. Studi terbaru mengungkap bahwa konsumsi daging olahan atau daging yang diawetkan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Konsumsi daging olahan lebih berbahaya dibandingkan daging merah. Studi lanjutan yang dilakukan para peneliti dari Universitas Harvard menempatkan garam dan bahan pengawet pada daging olahan sebagai faktor yang lebih membahayakan dibandingkan lemak daging merah.

Para peneliti mendefinisikan daging olahan sebagai daging yang diawetkan dengan pengasapan, pengasinan atau penambahan bahan pengawet kimia. Sedangkan daging merah sebagai daging sapi, domba, atau babi, yang telah diproses menjadi hamburger, atau sosis.

Dengan kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang sama, daging olahan memiliki natrium empat kali lebih tinggi, dan kandungan pengawet nitrat dua kali lebih tinggi, dibandingkan daging merah.

"Risiko serangan jantung dan diabetes dapat diturunkan dengan menghindari makan terlalu banyak daging olahan," ujar kepala tim peneliti Renata Micha dari Harvard School of Public Health. Konsumsi ideal, satu porsi per minggu.

Namun, bukan berarti konsumsi daging merah aman. Konsumsi daging merah, yang tak diproses secara signifikan, juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Setiap 50 gram meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 42 persen, juga risiko diabetes sebesar 19 persen.

Tim peneliti melakukan studi itu berdasar data dari 20 penelitian dengan 1,2 juta responden. Sebanyak 23.889 responden memiliki penyakit jantung koroner, 2.280 orang pernah mengalami stroke, dan 10.797 lainnya menderita diabetes.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar